Selasa, 04 Januari 2011

Selamat Tinggal Si Hitam Berkulit Jeruk

Malamku begitu sepi…
Kemana tumpukan buku dan hamparan kertas itu??
Bunyi raungan mesin printer pun tak terdengar lagi…
Begitu hening malam ini…
Dentuman keyboard pun tak ku dengar lagi…
Sepertinya jari-jari itu tengah bosan menari-nari di atas deretan alphabet..
Tak ada suara gumaman yang tak begitu jelas terdengar..
Tak ada rintihan yang menyuarakan “aku bosan dengan ini”…
Semuanya hening malam ini….
Tak ada yang berteriak-teriak “hai giliran akau malam ini”
Yang mana yang perlu ku jamah terlebih dahulu malam ini..
Si kulit jeruk atau si hitamkah yang harus kupilih..??
Untuk Mengantarkan pesan Ku untuk Si Tuan…
Sebelum si Tuan mengeksekusi dan merampas mereka….
Namun kali Si kulit jeruk dan si hitam kini telah diam membisu..
Diam mematung ,, tergeletak terbujur kaku…
Padahal tak sedikit yang ku korbankan …
Banyak waktu yang ku berikan untuk menemani nya..
Untuknya tak ku perdulikan rintihan lambungku
yang bernyanyi dengan iringan musik dag dig dug
hanya memejamkan kedua mataku dalam beberapa menit…
aku rela melakukan ini untuknya,,,
tapi,, si hitam dan si kulit jeruk sepertinya tak berkata jujur pada sang Tuan..
dan akulah yang menjadi bulan-bulanannya…
ketika dia tak mau membaca surat yang kutulis untuknya,,
yang ku titipkan pada si kulit jeruk dan si hitam….
yang berisi rangkaian kata terindah …
terbuat dari deretan alphabet yang kusulap menjadi bait-bait puisi penuh makna…
namun tetap saja sang Tuan tak mau membaca Surat Ku..
Hai Kulit jeruk dan Si hitam katakan padanya,,,
Betapa aku bersusah payah menulis surat ini…
Dengan kesungguhan..
Ketulusan dan Amarahku…
Aku ingin Si Tuan membalasnya.. walau hanya dengan Satu Huruf saja….
Aku Merasa Sepi Malam ini Ketika si Kulit Jeruk dan si Hitam Telah Mati dan Berbaris dalam Tumpukan Surat-surat ku…
Tak ada yang menemani malamku dan tak ada lagi yang mengirimkan Suratku padanya….

1 komentar:

  1. kirimkan padanya... kita lihat bagaimana reaksinya!

    BalasHapus